- Persamaan
- Perbedaan:
Abangan
Tradisi
islam abangan masih sangat kental dengan kepercayaan terhadap animisme dan
dinamisme. Upacara-upacara keagamaan masih sering dilakukan dalam lingkungan
masyarakatnya. Mereka tahu kapan harus slametan, upacara kematian, upacara
kandungan, bahkan mengetahui makana apa yang harus di persiapkan dalam
pelaksanaa upaca keagamaan.[1]
Santri
Islam
ala santri lebih dikenal agamis dibaning Abangan ataupun Priyayi. Mereka
tinggal di pondok dan mempelajari berbagai kitab-kitab. Meskipun masih ada
unsur budaya lokal seperti Tahlilan namun nilai-nilai Islam lebih dominan.
Santri dalam suatu pondok biasanya di pimpin oleh seorang Kyai. Seorang santri
harus mematuhi semua yang diperintahkan oleh Kyainya.
Priyayi
Islam di kalangan priyayi sebagian
besar penganutnya kaum bangsawan yang berada di kerajaan. Islam Priyayi dan
abangan cukup sulit di bedakan, hanya saja penyebuatan namanya saja yang agak
berbeda. Mislanya slametan dalam abangan menjadi resepsi dalam priyayi.
2.
Apa yang kamu ketahui tentang Sinkretisme
Menurut bahasa sinkretisme berasal dari kata syin dan kretiozein
atau kerannynai yang memiliki arti mencampurkan sesuatu yang saling
bertentangan. Sedangkan pengertiannya adalah gerakan di bidang filsafat dan
teologi yang mengkompromikan terhadap hal-hal yang berbeda atau bertentangan.
Menurut Simuh sinkretisme tidak mempermasalahkan benar atau tidaknya suatu
agama, melainkan memandang semuanya baik dan benar.[2]
Sinkretisme berkembang di pulau Jawa dan disebarkan oleh Sunan
kalijaga dan beberapa Sunan lainnya. Tujuan dari sinkretisme sendiri adalah
agar masyarakat di pulau jawa dapat menerima islam dengan mudah karena budaya
mereka tidak dihilangkan. Budaya-budaya Jawa pada masa itu diakulturasikan
dengan nilai-nilai keislaman sehingga menjadi Islam sinkretis.
Sampai saat ini sinkretisme masih tetap bertahan di tengah
masyarakat Jawa. Misanya adalah adanya Ruwatan bagi anak gimbal di daerah
wonosobo, puasa mutih,dan sebagainya. nilai-nilai tersebut masih tetap
dilestarikan oleh para sesepuh.
Komentar
Posting Komentar