Langsung ke konten utama

Apa itu Wirausaha atau Wiraswasta?


Wiraswasta berasal dari bahasa sanskerta, yaitu wira, swa, dan sta. secara etimologi wira adalah manusia yang unggul dan berbudi luhur, swa artinya sendiri, sedangkan sta artinya berdiri. secara terminologi adalah kemampuan seseorang dalam membangun usaha atau bisnisnya dengan kekuatan yang dimiliki sendiri. Dalam melakukan usahanya,seseorang harus memperhatikan lima hal berikut yang disebut dengan 5D, yaitu:
  • Dream, Seorang wirausaha harus memiliki mimpi dan keinginan untuk berwirausaha.
  • Decisiveness, wirausahawan harus dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam waktu yang singkat.
  • Doers, Setelah memutuskan jalan terbaik, maka ia harus segera melakukannnya.
  • Determination, dalam usahanya agar berhasil, wirausahawan harus memiliki perhatian terhadap usaha yang sedang dijalankan dan tidak menyerah dengan hasil yang didapatkan.
  • Dedication, dedikasi yang tinggi sangat diperlukan agar bisnisnya tetap bertahan.
Selain kelima hal tersebut, ada hal yang tidak kalah penting, yaitu terkait pikiran, perasaan, dan tindakan yang harus dilakukan saat berwirausaha. seorang wirausaha harus membangun bisnisnya dengan berpikir positif seperti yakin akan mendapatkan kekuntungan yang besar, dapat mengembangkan bisnisnya, dan sebagainya.  Pikiran yang posistif akan memengaruhi terhadap perasaan dan tindakan yang akan dilakukan, begitu pula jika berpikir negatif.
 
menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur lebih menarik daripada menjadi karyawan dalam seuah perusahaan. ada beberapa perbedaan antara seorang wirausaha karyawan.
 
Karyawan
  • Penghasilan yang didapatkan tetap atau stabil.
  • Bekerja dalam waktu yang telah ditentukan.
  • Kebebasan rendah.
  • Memiliki ketergantungan yang tinggi.
  • Bekerja dibawah tekanan.
Wirausaha
  • Penghasilan yang didapat fluktuatif (naik-turun).
  • Waktu sesuai yang diinginkan.
  • Kebebasan tinggi.
  • Ketergantungan rendah.
  • Bekerja sesuai dengan keinginan.
Dari paparan diatas menjelaskan bahwa menjadi seorang wirausah lebih baik, bahkan dapat membuka peluang usaha bagi orang lain. Dengan demikian, membantu masyarakat indenesia dalam mengentas masalah kemiskinan. Walaupun dalam menjalani usahanya banyak kendala yang dihadapi, tetapi yang terpenting adalah tidak kenal putus asa dan tetap semangat berjuang.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAAT AKU MENGENALMU

Kapanpun aku mengingatmu Aku tidak bisa memutuskan apapun, Tuhanku Tidak ada yang mampu menghapus air mataku selain-Mu, Tuhanku Engkaulah yang bernama Al-Bâqi. Engkaulah yang selalu diucapkan oleh lisan  Siapapun yang menyentuh cintamu Maka tidak akan menghiraukan dirinya lagi ,Tuhanku Yunus sang pencinta menginginkanmu Tolong tunjukkan Jamali Ilâhi-Mu Karna pecinta manapun yang melihat Jamali Ilâhi-Mu Dia tidak akan mati selamanya, Tuhanku

Be your self

Anytime we feel sad or unsatisfied with our effort cause have no progress. When see other people have been success with their business, we just doing nothing. after that, we imitate to someone who we are wonder. we have lost our confidence with our self and imitate a style from our idols. if we do that, we can't develop our potential to be actualized. so, from now... change your mindset to become better then before. it's have been 2019th.. the new year.. make a change and improve our self. no matter about someone look us, you have do the best something. the change is not depend on our mood condition, but as fast as we can. be your self and don't scare to become distinct with other people, cause it is unique.. so good job and show to other people that we have spirit to change. #Resolution_in_2019 #Changesmaker #Be_Your_Self

Apa perbedaan dan persamaan antara Santri, Abangan, dan Priyayi beserta contohnya

  Persamaan    Santri, Abangan, dan Priyayi adalah mereka sama-sama beragama Islam dan menyembah kepada Allah swt dan melaksanakan ibadah yang mereka yakini.   Perbedaan: Abangan Tradisi islam abangan masih sangat kental dengan kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Upacara-upacara keagamaan masih sering dilakukan dalam lingkungan masyarakatnya. Mereka tahu kapan harus slametan, upacara kematian, upacara kandungan, bahkan mengetahui makana apa yang harus di persiapkan dalam pelaksanaa upaca keagamaan. [1]