Globalisasi sudah semakin berkembang seiring berjalannya waktu.
Kehidupan yang begitu mencekik bagi masyarakat kalangan bawah yang membuat
mereka tersingkir dari dunia ini. Jauh berbeda dengan orang-orang kapitalis
yang seakan-akan sudah menjadi teman akrab dengan dunia ini. Bahkan mereka
sering meninggalkan urusan akhirat untuk mengejar kesenangan duniawi. Dunia ini
memang begitu menarik dalam pandangan kita, penuh dengan kesenangan, akan
tetapi itu semua tidak ada yang abadi kecuali kehidupan di akhirat. Seperti
yang difirmankan oleh Allah dalam surah al-Kahfi: 7,”Sesunguhnya kami telah
menjadikan di bumi perhiasan baginya, untuk kami menguji mereka, siapakah
diantaranya yang paling baik perbuatannya.” Sudah sangat jelas apa yang
Allah firmankan dalam surah ini. Lalu mengapa masih banyak orang yang
melalaikan urusan akhirat?. Kembali lagi pada diri masing-masing, karena tidak
semua orang di dunia ini taat kepada perintah Allah.
Sebagai seorang muslim sudah
seharusnya kita membentengi diri dengan mengingat Allah. Karena, perkembangan
teknologi di zaman ini tidak bisa dibendung lagi. Begitu banyak inovasi-inovasi
baru dunia ini, bahkan ada seseorang yang ingin menciptakan sebuah negara di
luar angkasa yang ia beri nama Asgardia. Sungguh, ini sudah melampaui batasan
akal manusia. Selain itu, kekejaman diera globalisasi saat ini sudah semakin
merajalela, seperti kasus pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, terorisme, dan
sebagainya. Sebuah peringatan bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam menjaga
diri dari hal-hal yang dapat merusak iman kita. Hal-hal seperti inilah yang
dikhawatirkan dapat merusak moral bangsa ini, terutama sebagai seorang muslim.
Bumi yang kita kenal sekarang ini
tidak seperti dahulu keadaannya. Kita menginginkan dunia yang bersih, aman, dan
warganya ramah. Keinginan tersebut mungkin tidak bisa kita wujudkan pada masa
ini. Sebab, pada masa globalisasi ini banyak manusia yang merusak alam demi
kepentingan pribadi. Sehingga bumi ini menjadi rusak oleh tangan-tangan mereka.
Allah SWT. dalam surah Ar Rum: 41 berfirman yang artinya,” Telah tampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia;
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. Tanda-tanda akan
berakhirnya kehidupan di bumi ini sudah semakin jelas. Berdasarkan penanggalan
radiometrik meteorit, usia bumi sudah lebih dari 4,5 miliar tahun. Sudah sangat
tua usia bumi yang kita tempati ini. Banyak bencana alam yang terjadi
akhir-akhir ini. Salah satunya adalah Gunung Agung di Bali yang mengalami
erupsi. Sebenarnya semua ini adalah tanda-tanda dari Allah bahwa hari kiamat
sudah dekat.
Sekarang kita berfikir bagaimana
agar tidak terpengaruh oleh kenikmatan yang ada di dunia?. Sebagai warga negara
indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam, tentunya akan mudah bagi
kita menemukan solusi untuk mengatasi masalah terebut. Salah satu alasan yang
mendasari hal tersebut adalah banyaknya pesantren yang ada di seluruh penjuru
nusantara. Begitupun dengan santri yang ada di indonesia. Menurut situs resmi
Republika.co.id, Kepala Pusat Pusat Pengembangan Penelitian dan Pendidikan
Pelatihan Kementerian Agama H. Abdul Jamil mengatakan,” jumlah santri pondok
pesantren di 34 provinsi di seluruh Indonesia mencapai 3,65 juta yang tersebar
di 25.000 pondok pesantren, jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya”. Dengan adanya
santri yang sebegitu banyaknya, diharapkan mampu mengahadapi godaan dunia
dengan membentengi diri dengan bekal iman yang kuat yang diperoleh selama
belajar di pesantren.
Pesantren mengajarkan kepada
santri-santri untuk menjadi pribadi yang dapat hidup mandiri dalam masyarakat.
Dengan bekal ilmu agama yang diajarkan dalam pesantren diharapkan santri bisa
berdedikasi kepada masyarakat dengan menjadi contoh yang baik. Selain itu, bisa
juga untuk membentengi dirinya diera globalisasi saat ini. Namun, sebagai
seorang santri harus mengikuti perkembangan zaman dengan tidak menginggalkan
nilai-nilai agama yang diperoleh. Sebab ilmu umum dan ilmu agama harus seimbang
karena kedua-duanya sangat diperlukan. Dengan ilmu agama dapat menuntun
seseorang pada jalan kebenaran, sedangkan dengan ilmu umum maka isi dunia ini
akan kita ketahui.
Globalisasi memang sebuah ancaman
bagi kita sebagai santri. Dengan adanya tantangan tersebut kita harus
melewatinya dengan ilmu yang diperoleh dari pendidikan di pesantren. Dengan
demikian, seorang santri tersebut akan menjadi seorang figur dalam masyarakat.
Semua hal tersebut dapat dilalukan dengan adnya usaha, tawakal, dan bersabar.
Maka kunci kesuksesan dunia dan akhirat akan kita dapatkan.
Komentar
Posting Komentar