Langsung ke konten utama

Hubungan antara Aqidah, Ibadah, dan Akhlak


        Aqidah berasal dari bahas arab yang artinya mengikat atau mengadakan. Sedangkan menurut istilah Aqidah adalah suatu pedoman bagi mansuia untuk selalu berpegang teguh kepada agamanya. Aqidah ini sangat penting bagi manusia untuk mengarungi bahtera kehidupan yang dijalani. Manusia dapat menanamkan Aqidah pada dirinya dengan mengucapkan laa ilaaha illa Allah yang mana kalimat tersebut merupakan syarat bagi seseorang untuk bisa memeluk islam. Dalam Ahlsunnah wal jama’ah sendiri ada dua imam yang didikuti dalam hal Aqidah, yaitu Imam Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansyur Al Maturidi. 

          Ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut istilah adalah merendahkan diri untuk mengangkan kebesaran Allah SWT. Dalam kehidupan sehari hari kita tidak bisa terlepas dari ibadah yang mana itu adlah kewajiban kita sebagai makhluk kepada tuhannya. Dalam surah Adz Dzariyat Allah SWT. Berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Qs. Adz Dzariyat : 56).    
                                                Dengan demikian jika seorang muslim dengan sengaja meningalkan ibadahnya maka ia telah berdosa. Tidak hanya itu, ia juga akan mendapatkan balasan atas apa yang ia kerjakan.

          Pembagian ibadah sendiri ada beberapa macam. Pertama, ibadah badaniyah yaitu ibadah yang dlakukan dengan menggunaka badan. Contohnya shalat. Kedua ibadah maaliyah. Yaitu, cara melakukan ibadah menggunakan harta yang kita miliki, contohnya Zakat, shodaqoh. Ketiga, ibadah badaniyah dan maaliyah. Yaitu pengerjaan ibadah yang dilakukan dengan badan kita sekaligus dengan harta harta milik kita, contohnya Haji.

          Akhlak secara bahasa berarti perangai atau tabiat. Secara istilah Akhlak merupakan tingkah laku atau sikap manusia yang mucul  dalam diri manusia tanpa dibuat buat dan menjadi kebiasaan. Akhlak merupakan salah stu hal yang terpenting dalam diri manusia, karena sebaik baik manusia adalh yang paling baik akhlaknya. 

          Dalam menjalin hubungan sesama manusia penting sekali memperhaatikan apa yang namanya akhlak. Akhlak akan menunjukkan kepada kita bagaimana cara berperilaku terhadap orang lain bahkan diri sendiri. Kta diajari bagaiman cara berakhlak kepada orang lain oleh rasulullah. Sebab, tugas nabi diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnkan akhlak manusia. Tanpa adanya akhlak manusia bisa disamakan dengan binatang bahkan bsa saja lebih rendah daripada binatang. 

          Aqidah merupakan dasar dari pendidikan akhlak. Dengan adanya akidah ibadahpun juga menjadi terarah. Seseorang yang akhlaknya bagus bisa dipastikan bahwa ia seseorang yang rajin ibadahnya, begitu pula sebalinya. Selain itu dijelaskan pula hubungan antara aqidah, ibadah dan akhlak dalam firaman Allah surah Ibrahim

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ. تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ. وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ. يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”

          Dalam ayat tersebut Allah mencoba menjelaskan kepada kita dengan perumpaan sebuah pohon. Pohon tersebut memiliki akar yang kuat, ranting yang tinggi, dan menghasilkan buah. Hubungan ayat tersebut dengan aqidah, ibadah, dan akhlak dapat digambarkan dengan bagian bagian dari pohon yang disebutkan dalam ayat diatas. Akar yang kuat dan dalam menggambarkan aqidah seseorang yang kuat lalu pohon tersebut memiliki ranting yang tinggi menjulang ke langit maksudnya adalah ibadah seorang hamba kepada Tuhan. Dan yang terakhir adalah pohon tersebut berbuah setiap musim mengandung arti bahwa seseorang yang memiliki aqidah dan melakukan ibadah maka hamba tersebut mendapatkan hasilnya berupa akhlak yang baik.

          Penjelasan tentang hubungan tentang aqidah, ibadah, dan akhlak dari ayat di atas sudah sangat jelas. Banyak sumber sumber lain dari al Quran yang menyebutkan tentang hubungan ketiga hal tersebut. Selain dari al Qur’an ada juga yang bersumber dari hadis Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh imam muslim. Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.


Dari apa yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa, antara Aqidah, Ibadah, dan Akhlak memepunyai hubungan yang sangat erat satu sama lain. Keterkaitan tersebut tidak akan ada jika salah satunya tidak ada, jadi hubungan ini akan terjadi jika semuanya menyatu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAAT AKU MENGENALMU

Kapanpun aku mengingatmu Aku tidak bisa memutuskan apapun, Tuhanku Tidak ada yang mampu menghapus air mataku selain-Mu, Tuhanku Engkaulah yang bernama Al-Bâqi. Engkaulah yang selalu diucapkan oleh lisan  Siapapun yang menyentuh cintamu Maka tidak akan menghiraukan dirinya lagi ,Tuhanku Yunus sang pencinta menginginkanmu Tolong tunjukkan Jamali Ilâhi-Mu Karna pecinta manapun yang melihat Jamali Ilâhi-Mu Dia tidak akan mati selamanya, Tuhanku

Be your self

Anytime we feel sad or unsatisfied with our effort cause have no progress. When see other people have been success with their business, we just doing nothing. after that, we imitate to someone who we are wonder. we have lost our confidence with our self and imitate a style from our idols. if we do that, we can't develop our potential to be actualized. so, from now... change your mindset to become better then before. it's have been 2019th.. the new year.. make a change and improve our self. no matter about someone look us, you have do the best something. the change is not depend on our mood condition, but as fast as we can. be your self and don't scare to become distinct with other people, cause it is unique.. so good job and show to other people that we have spirit to change. #Resolution_in_2019 #Changesmaker #Be_Your_Self

Apa perbedaan dan persamaan antara Santri, Abangan, dan Priyayi beserta contohnya

  Persamaan    Santri, Abangan, dan Priyayi adalah mereka sama-sama beragama Islam dan menyembah kepada Allah swt dan melaksanakan ibadah yang mereka yakini.   Perbedaan: Abangan Tradisi islam abangan masih sangat kental dengan kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Upacara-upacara keagamaan masih sering dilakukan dalam lingkungan masyarakatnya. Mereka tahu kapan harus slametan, upacara kematian, upacara kandungan, bahkan mengetahui makana apa yang harus di persiapkan dalam pelaksanaa upaca keagamaan. [1]