Langsung ke konten utama

Sejarah Perkembangan Ushul Fiqih


Ushul fiqih merupakan dasar atau landasan dalam menentukan suatu hukum dalam fiqih itu sendiri. Ushul fiqih sendiri mulai berkembang pada akhir abad ke-2 Hijriyah pada saat kepemimpinan dinasti Abbasiyah. Karena pada masa ini perkembngan berpikir sudah sangat maju. Sebenarnya ushul fiqih sudah ada saat fiqih itu ada. Ketika Rosululloh masih hidup, para sahabat tidak memerlukan lagi penjelasan secara mendalam tentang hukum hukum. Hal itu dikarenakan ilmu ushul sudah mengakar pada diri mereka bersamaan dengan mengakarnya islam dalam jiwa mereka. Faktor yang paling utama adalah pemahaman mereka tentang bahasa arab dan pemahaman mereka tentang gaya bahasa dalam Al Qur’an. Selain itu mereka mempercayai apa yang dikatakan oleh Rosululloh baik itu wahyu ataupun ijtihad beliau.
Suatu ketika Rosululloh mengutus muadz bin jabal ke yaman. Rosululloh SAW. Bersabda,” bagaimana engkau memberikan keputusan apabila ada permasalahan hukum yang dihadapkan kepadamu.” Mu’adz menjawab,”saya akan memutuskan dengan kitab Alloh (Al Qur’an). Beliau bersabda “ bagaimana jika engkau tidak menemukan dalam kitabAlloh?” Mu’adz menjawab,”saya akan memutuskan dengan sunnah Rosululloh SAW.” Beliau bersabda lagi,”bagaimana jika engkau tidak menemukannya dalam sunnah Rosululloh SAW. dan kitab Alloh?” Mu’adz menjawab,”saya akan berijtihad dengan pendapat saya, dan saya tidak akan mengurangi.” Kemudian Rosululloh SAW. menepuk dadanya dan bersabda,”Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan petunjuk kepada utusan Rosululloh untuk melakukan apa yang membuat ridho Rosululloh. Ini merupakan salah satu ajaran dari Rasulullah untuk berijtihad, hal ini membuktikan bahwa ilmu tentang ushul fiqih memang sudah ada sejak Rasulullah SAW. hanya saja belum begitu dikenal dikalangan sahabat - sahabat Rasulullah. Selain itu, mereka juga tidak perlu penjelasan lagi mengenai hukum syara’ dan dalilnya. Hal itu dikarenankan pemahaman sahabat terhadap susunan rahasia - rahasia lantaran mereka mempunyai kejernihan pikiran dalam memprhatikan dalil - dalil hukum.
Begitu pula pada masa Tabi’in, walaupu pada masa ini muncul beberapa aliran dalam islam dan banyak orang dari luar kalangan bangsa arab yang masuk menyebarkakan budaya mereka. Tetapi pada zaman ini masih menggunakan Al Qur’an dan dan hadist sebagai sumber hukum. Adapun jika mereka tidak mereka temukan di antara keduanya maka mereka mengambil fatwa fatwa sahabat. Jika terdesak maka mereka mengambil Qiyas, ada juga yang mengambil dari maslahah murasalah.
Sedangkan pada masa Tabi’i thabi’in mulai muncul tokoh tokoh mujtahid diakrenakan kondisi pada saat itu sudah mengalami banyak perubahan. Ekspansi islam yang semakin luas serta  berkembangnya berbagai disiplin ilmu yang menyebabkan pola pikir mereka semakin berkembang. Pada saat ini sudah jarang ditemukan orang yang benar menguasai bahasa arab secara murni, sehingga sedkit sekali orang yang bisa memahami ayat-ayat Al Qur’an secara murni. Oleh karena itu para imam mujtahid menyusun kitab kitab tentang ushul fiqih ang didalamnya terdapat dalil serta hujjah-hujjah yang disertai dengan bukti-buktinya.inilah yang menandai awal perkembangan ilmu ushul fiqih, akan ttapi sebenarnya ushul fiqih itu sendiri sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.

2. Aliran aliran dalam ushul fiqih
1. Aliran mutakallimin (Asy Syafi’iyah)
Dinamakan aliran Asy Syafi’iyah karena ia adalah yang pertama kali menggunakan aliran ini. Selain itu aliran ini disebut juga aliran mutakallimin, karena aliran ini di ambil dari ilmu kalam yang lebih mengandalkan kemampuan logika dan teoritis.

Metode dalam aliran ini memiliki beberpa kelebihan :
1. Men-tahqiq (identifikasi) pesoalan persoalan dan mengklarifikasi perbedaaan perbedaan.
2. Penarikan kesimpulan lebih terfokus pada hal yang bersifat logis.
3. Tidak dipengaruhi oleh masalah furu’ dan madzhab
2. Aliran Fuqoha (Hanafiyah)
Dalam aliran ini pengambilan kaidahnya berdasarkan penghimpunan cabang cabang fiqih yang masih berserakan lalu ditarik kesimpulan dan dijadiakn sebagai sebagai kaidah ushul fiqih.

3. Tokoh tokoh ushul Fiqih dan karya karyanya
1. kitab ushul fiqih aliran mutakallimin
a. Ar Risalah karya imam Syafi’i
b. Tha’at Ar Rasul, Nasikh wa Al-mansukh dan Al-‘llal Karya Imam Ahmad bin Hanbal
c. Al mu’tamad karya Al-Mu’tazili
d. Al-‘iddah karya Syaik Muhammad Hasan Ath-Thawasi
e. Al-hikam fi ushul Al-Ahkam karya Abu Muhammad bin Hazm Az zahiri
f. Al-Mustashfa karyaImam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali
2. Kitab Ushul Fiqih aliran Fuqaha
a. Ushul Al-Karkhi karya Imam Abu Hasan Ubaidillah Bin Husain Al-Karkhi.
b. Ta’sis An-Nazhar karya Ad-Dabusi.
c. Kanzul Washul ila Ma’rifatil ushul karya Imam Fakhrul islam bin Muhammad al-Bazdawi
d. As-Sarakhsi karya Abu Bakar Muhammad bin Muhammad As-Sarakhsi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAAT AKU MENGENALMU

Kapanpun aku mengingatmu Aku tidak bisa memutuskan apapun, Tuhanku Tidak ada yang mampu menghapus air mataku selain-Mu, Tuhanku Engkaulah yang bernama Al-Bâqi. Engkaulah yang selalu diucapkan oleh lisan  Siapapun yang menyentuh cintamu Maka tidak akan menghiraukan dirinya lagi ,Tuhanku Yunus sang pencinta menginginkanmu Tolong tunjukkan Jamali Ilâhi-Mu Karna pecinta manapun yang melihat Jamali Ilâhi-Mu Dia tidak akan mati selamanya, Tuhanku

Be your self

Anytime we feel sad or unsatisfied with our effort cause have no progress. When see other people have been success with their business, we just doing nothing. after that, we imitate to someone who we are wonder. we have lost our confidence with our self and imitate a style from our idols. if we do that, we can't develop our potential to be actualized. so, from now... change your mindset to become better then before. it's have been 2019th.. the new year.. make a change and improve our self. no matter about someone look us, you have do the best something. the change is not depend on our mood condition, but as fast as we can. be your self and don't scare to become distinct with other people, cause it is unique.. so good job and show to other people that we have spirit to change. #Resolution_in_2019 #Changesmaker #Be_Your_Self

Apa perbedaan dan persamaan antara Santri, Abangan, dan Priyayi beserta contohnya

  Persamaan    Santri, Abangan, dan Priyayi adalah mereka sama-sama beragama Islam dan menyembah kepada Allah swt dan melaksanakan ibadah yang mereka yakini.   Perbedaan: Abangan Tradisi islam abangan masih sangat kental dengan kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Upacara-upacara keagamaan masih sering dilakukan dalam lingkungan masyarakatnya. Mereka tahu kapan harus slametan, upacara kematian, upacara kandungan, bahkan mengetahui makana apa yang harus di persiapkan dalam pelaksanaa upaca keagamaan. [1]