Langsung ke konten utama

Bagaimana agar dapat konsisten dalam belajar

Sumber gambar: Deccan Chronicle

Kehidupan yang serba berkembang dan mengalami kemajuan memberikan dampak yang besar terhadap masyrakat. Perkembangan tersebut tidak akan lengkap jika tidak diikuti dengan usaha untuk mengetahuinya. Cara satu-satunya untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan belajar. kegiatan belajar memberikan manfaat yang luar biasa kepada setiap orang. Ruang lingkup belajar sendiri tidak hanya terikat pada mendengarkan atau membaca saja. Dalam proses belajar, tentunya membutuhkan semua indera untuk berperan secara maksimal. Pengetahuan dapat diperoleh dari impresi yang diterima oleh indera kita terhadap dunia luar.

"Belajar adalah kunci kesuksesan, sedangkan ketekunan adalah pintunya."

Namun, ketika hendak belajar ada rasa malas yang menjadi penghalang untuk memulai belajar. memang itu adalah hal yang wajar dan pastinya semua orang pernah mengalaminya. Akan tetapi, perlu adanya perlawanan agar tidak berkelanjutan tenggelam dalam kemalasan. Menurut saya pribadi, kemalasan adalah hal yang menghambat kita untuk meraih sukses. Ibaratkan seperti seseorang yang sedang mengikuti perlombaan lari, namun sebelum sampai garis finish ia beristirahat karena ingin minum air. Pastinya, ia akan didahului oleh teman-temannya yang lain. 


Ada beberapa tips untuk mengatasi kemalasan dalam belajar atau bagaimana agar dapat konsisten? 
1. Buatlah planning tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2. Targetkan kegiatanmu dengan memberi batas waktu.
3. Lakukan semaksimal mungkin selama 21 hari.
4. Jangan lewatkan satu hari pun untuk ditinggalkan.
5. Buatlah semenarik mungkin dalam proses belajar dengan membuat inovasi baru.
6. Jika mulai muncul rasa bosan, maka lawanlah semamksimal mungkin.

Dari cara-cara di atas mungkin dapat dilakukan dengan memberikan reward terhadap hasil capaianmu agar memiliki rasa semangat. Ingatlah ketika rasa bosan muncul maka itu adalah penentu kaberhasilanmu, jika berhasil melawannya maka kamupun akan berhasil. Ada pepatah mengatakan bahwa "Apa yang kamu lakukan akan menjadi kebiasaanmu, dan kebiasaanmu akan menjadi perilakumu." Hanya demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada kritik dan saran bisa disampaikan lewat komentar di bawah ini. Terimakasih..😊😊😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAAT AKU MENGENALMU

Kapanpun aku mengingatmu Aku tidak bisa memutuskan apapun, Tuhanku Tidak ada yang mampu menghapus air mataku selain-Mu, Tuhanku Engkaulah yang bernama Al-Bâqi. Engkaulah yang selalu diucapkan oleh lisan  Siapapun yang menyentuh cintamu Maka tidak akan menghiraukan dirinya lagi ,Tuhanku Yunus sang pencinta menginginkanmu Tolong tunjukkan Jamali Ilâhi-Mu Karna pecinta manapun yang melihat Jamali Ilâhi-Mu Dia tidak akan mati selamanya, Tuhanku

Be your self

Anytime we feel sad or unsatisfied with our effort cause have no progress. When see other people have been success with their business, we just doing nothing. after that, we imitate to someone who we are wonder. we have lost our confidence with our self and imitate a style from our idols. if we do that, we can't develop our potential to be actualized. so, from now... change your mindset to become better then before. it's have been 2019th.. the new year.. make a change and improve our self. no matter about someone look us, you have do the best something. the change is not depend on our mood condition, but as fast as we can. be your self and don't scare to become distinct with other people, cause it is unique.. so good job and show to other people that we have spirit to change. #Resolution_in_2019 #Changesmaker #Be_Your_Self

Apa perbedaan dan persamaan antara Santri, Abangan, dan Priyayi beserta contohnya

  Persamaan    Santri, Abangan, dan Priyayi adalah mereka sama-sama beragama Islam dan menyembah kepada Allah swt dan melaksanakan ibadah yang mereka yakini.   Perbedaan: Abangan Tradisi islam abangan masih sangat kental dengan kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Upacara-upacara keagamaan masih sering dilakukan dalam lingkungan masyarakatnya. Mereka tahu kapan harus slametan, upacara kematian, upacara kandungan, bahkan mengetahui makana apa yang harus di persiapkan dalam pelaksanaa upaca keagamaan. [1]