Langsung ke konten utama

Raja Hutan yang Menggonggong


                Suasana di hutan terlihat asri, nyaman untuk berjalan-jalan menyusuri aliran sungai sambil mendengarkan gemericik air. Sinar matahari menyusup melalui celah-celah pohon yang rindang dan daun-daun berguguran ditiup angin. Semua binatang keluar dari sarangnya, para induk meninggalkan anaknya di sarang dan kembali ketika sudah mendapatkan makanan. Kehidupan hutan begitu damai tanpa ada pertikaian, semua binatang merasa aman selama dipimpin oleh Soni.

Soni adalah seekor singa yang adil dan bijaksana dalam memimpin dan mampu mengayomi semua penduduk hutan. Ketika terjadi permasalahan antara binatang, Soni mampu memberikan solusi tanpa memberatkan sebelah pihak. Walaupun Ia seekor singa, Ia tidak memihak kelompoknya sendiri, jika ada singa lain yang melakukan kesalahan ia akan menghukumnya. Ia sudah lama menjadi Raja hutan dan sudah saatnya digantikan oleh binatang yang lain karena kondisinya tidak sekuat dahulu. Soni mengumpulkan semua binatang di hutan untuk menyampaikan berita penting.

“Wahai rakyatku, sudah saatnya aku  mencari pengganti untuk menjadi Raja!” ungkap Soni di hadapan semua binatang.

“Siapakah yang akan engkau tunjuk menjadi Raja” Sahut beberapa binatang.

“Tidak! Aku tidak akan menunjuk secara langsung dari kalian menjadi Raja, begitu juga keturunanku” Jawab Raja.

“kalau begitu, bagaimana engkau akan mencari penggantimu?”

“Aku akan mengadakan sayembara untuk kalian semua! Bawakan seikat mawar putih ke hadapanku besok pagi, akan aku memilih di antara kalian sebagai pemimpin” ungkap Raja dengan tegas sambil meninggalkan tempat.

Berita sayembara tersebut disambut baik oleh semua penduduk hutan, semuanya menginginkan menjadi Raja. Mereka menganggap sayambara yang diberikan oleh Raja begitu mudahnya dilakukan, tidak terkecuali bagi Gery, seekor anjing yang baik hati. Ia bersama anjing yang lain mencoba mencari mawar putih untuk Raja. Tempat yang paling cocok untuk mencari mawar putih adalah di bawah lereng gunung berapi, di sana terdapat banyak jenis mawar. Gery dan teman-temannya bergegas menuju ke tempat tersebut, tak sabar rasanya untuk menjadi Raja.

Setelah sampai di tempat, ternyata sudah banyak binatang lain yang sedang mencari mawar putih. Tetapi, ada yang nampak aneh dari Gery, Ia hanya terdiam melihat teman-temannya dan binatang lain mengambil mawar. Setelah melihat hal tersebut, Gery kembali ke rumahnya tanpa berkata sepatah katapun. Binatang lain yang melihatnya merasa aneh dengan sikapnya yang tidak wajar seperti itu.

Esok hari pun tiba, semua binatang berkumpul di hadapan Raja menunjukkan mawar terbaik yang mereka miliki. Setelah melihat semua mawar putih yang mereka bawa, Raja merasa senang karena sudah berusaha dengan keras. Pandangan Raja tiba-tiba tertuju pada Gery yang memisahkan diri dari binatang lain.

“Apa yang kamu lakukan disana, kemarilah! Tunjukkan mawar yang kamu bawa!” perintah Raja.

“Apa yang harus saya Tunjukkan, saya tak membawa apapun kecuali tekad” jawab Gery dengan tegas.

“Kenapa kamu tidak mengikuti sayembara yang aku adakan? Apakah kamu tidak ingin menjadi Raja?”

“Maafkan saya Raja, saya memang ingin menjadi Raja, tetapi ketika melihat  binatang lain mengambil mawar putih, tumbuhan yang berada di sekitarnya menjadi rusak karena terinjak-injak. Saya merasa bersalah jika dengan mengambil mawar tersebut saya menyiksa tumbuhan yang lain” ungkap Gery menjelaskan kepada semua binatang.

“Gery.. apa yang kamu lakukan sudah benar, kamu adalah Raja yang sejati, aku yakin jika hutan ini dipimpin olehmu akan makmur, Selamat kamulah yang berhak menjadi Raja” ungkap Raja memberikan selamat.

Semua binatang bersorak sorai mendapatkan Raja seperti Gery yang baik dan perhatian. Gery juga merasa senang bisa menjadi Raja dan berusaha sebaik mungkin untuk melindungi rakyatnya. Tidak mudah untuk menjadi Raja dan memimpin, Ia harus memperhatikan rakyatnya, selain itu Ia harus peduli terhadap lingkungan sekitar.

Biografi Singkat Penulis

Muhammad Ikhsan Attaftazani atau biasa dipanggil Ikhsan adalah seorang penulis kelahiran Banyumas, 22 April 1999. Sekarang Ia sedang menempuh studinya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sejak tahun 2017. Penulis dapat dihubungi melalui no. Hp/WA 082359160096/082325916433 atau melalui e-mail: ikhsanattaftazani@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAAT AKU MENGENALMU

Kapanpun aku mengingatmu Aku tidak bisa memutuskan apapun, Tuhanku Tidak ada yang mampu menghapus air mataku selain-Mu, Tuhanku Engkaulah yang bernama Al-Bâqi. Engkaulah yang selalu diucapkan oleh lisan  Siapapun yang menyentuh cintamu Maka tidak akan menghiraukan dirinya lagi ,Tuhanku Yunus sang pencinta menginginkanmu Tolong tunjukkan Jamali Ilâhi-Mu Karna pecinta manapun yang melihat Jamali Ilâhi-Mu Dia tidak akan mati selamanya, Tuhanku

Be your self

Anytime we feel sad or unsatisfied with our effort cause have no progress. When see other people have been success with their business, we just doing nothing. after that, we imitate to someone who we are wonder. we have lost our confidence with our self and imitate a style from our idols. if we do that, we can't develop our potential to be actualized. so, from now... change your mindset to become better then before. it's have been 2019th.. the new year.. make a change and improve our self. no matter about someone look us, you have do the best something. the change is not depend on our mood condition, but as fast as we can. be your self and don't scare to become distinct with other people, cause it is unique.. so good job and show to other people that we have spirit to change. #Resolution_in_2019 #Changesmaker #Be_Your_Self

Apa perbedaan dan persamaan antara Santri, Abangan, dan Priyayi beserta contohnya

  Persamaan    Santri, Abangan, dan Priyayi adalah mereka sama-sama beragama Islam dan menyembah kepada Allah swt dan melaksanakan ibadah yang mereka yakini.   Perbedaan: Abangan Tradisi islam abangan masih sangat kental dengan kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Upacara-upacara keagamaan masih sering dilakukan dalam lingkungan masyarakatnya. Mereka tahu kapan harus slametan, upacara kematian, upacara kandungan, bahkan mengetahui makana apa yang harus di persiapkan dalam pelaksanaa upaca keagamaan. [1]